Rabu, 10 Agustus 2016

Mengembangkan SDM Lembaga Keuangan Mikro Syariah


Lembaga Keuangan Mikro adalah lembaga yang memberikan jasa keuangan bagi pengusaha mikro dan masyarakat berpenghasilan rendah, baik formal, semi formal maupun informal yang tidak terlayani oleh lembaga keuangan formal dan telah berorientasi pasar untuk tujuan bisnis. Lebih khusus, lembaga keuangan mikro syariah bergerak dalam kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip/berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Seiring dengan perkembangan kegiatan usaha syari’ah, lembaga keuangan mikro syari’ah misalnya Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) dan Koperasi Syariah, pun mengalami perkembangan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Kehadiran Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah (grass root).
Namun seperti sama-sama kita ketahui, tantangan utama dalam pengelolaan lembaga keuangan syariah termasuk di dalamnya keuangan mikro syariah, sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang mumpuni. SDM LKMS diharapkan bukan hanya memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang keuangan yang baik, namun juga pemahaman syariah yang cukup.
MicroThink, desk khusus di bawah SMART Consulting yang membidangi riset-riset keuangan mikro syariah kemudian melakukan studi terkait pengembangan sumber daya insani lembaga keuangan mikro syariah.
Hasilnya menunjukkan beberapa kriteria penting yang perlu diperhatikan oleh para pelaku keuangan mikro syariah dimanapun. Pertama, kriteria produktivitas. Seperti halnya bank syariah, LKMS dituntut untuk memiliki produktivitas yang tinggi. Tidak hanya karena bentuknya yang relatif kecil lantas kemudian beraktivitas alakadarnya.
Kedua, pemahaman keuangan mikro. Tentu saja, praktisi LKMS wajib memahami konsep-konsep operasional yang berlaku, sehingga keberhasilan pengelolaan LKMS mampu tercapai dengan baik. Selain pemahaman terkait keuangan mikro, pelaku keuangan mikro syariah juga harus paham akad-akad keuangan syariah. Sehingga praktik-praktik yang dijalankan shariah comply, patuh syariah.
Yang terakhir namun tidak kalah penting adalah kriteria 'behaviour' dan skill manajerial yang baik. Perilaku praktisi LKMS mesti mencerminkan sikap dan perilaku muslim yang baik. Di samping itu kemampuan manajerial yang cukup, perlu dimiliki agar jalannya lembaga lebih terpelihara.
Dari perspektif alternatif pengembangan SDM keuangan mikro syariah, ada 3 hal yang penting. Pertama adalah inisiatif dari industri. Perlunya blueprint pengembangan SDM LKMS yang disepakati bersama adalah salah satu hal yang penting. Kedua adalah inisiatif internal. Dari sisi ini, perbaikan-perbaikan dari sisi internal LKMS terkait pengembangan SDM, perlu dilakukan.Yang ketiga adalah inisiatif regulasi, dalam hal ini dukungan Kementerian Koperasi dan UKM. Agar sumber daya insani keuangan mikro syariah naik kelas ke tempat yang lebih tinggi.

Minggu, 17 Juli 2016

ONE WEEK TRAINING: SEKOLAH METODOLOGI PENELITIAN 2016 Oleh SMART Consulting [8-12 Juli 2016]


SEKOLAH METODOLOGI PENELITIAN ialah program terbaru dari SMART Consulting (lembaga riset yang khusus bergerak di bidang pengembangan metode riset) dalam rangka sharing knowledge dalam hal metodologi penelitian baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Metode beserta tools terapan yang akan disampaikan yaitu: Analytical Hierarchy Process (AHP) menggunakan Expert Choice, Analytical Network Process (ANP) menggunakan Super Decisions, Data Envelopment Analysis (DEA) menggunakan Banxia Frontier dan MaxDEA, Interpretive Structural Modeling (ISM) menggunakan dDSS (Decision Support System) serta Structural Equation Model (SEM) dengan Lisrel. Program ini berbentuk pelatihan dengan peserta terbatas

DEA Training Description
Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan alat manajemen untuk mengevaluasi efisiensi suatu unit bisnis yang paling popular dewasa ini. Evaluasi efisiensi tidak hanya dapat dianalisa pada satu unit bisnis saja, namun bagi beberapa unit bisnis untuk dibandingkan satu sama lain lalu diketemukan mana yang memiliki efisiensi tertinggi, sehingga unit bisnis yang tidak efisien dapat merujuk pada unit bisnis yang efisien. Unit-unit bisnis yang akan dijadikan sebagai pengambilan keputusan dalam DEA disebut DMU (Decision Making Unit)/Unit Pengambilan Keputusan. Unit bisnis apapun dapat dianalisis kinerjanya dengan DEA seperti misalnya manufacturing units, departments of big organizations such as universities, school, bank branches, hospitals, power plants, police stations, tax offices, prisons, defense bases, a set of firms or even practicing individuals such as medical practitioners. Training ini cocok bagi siapa saja yang berkepentingan untuk mengukur efisiensi (kinerja) perusahaan, unit bisnis, organisasi agar mendapatkan gambaran bagaimana kondisi perusahaan saat ini, apakah sudah efisien atau belum. Jika belum efisien apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan agar mencapai titik efisien.

Jumat, 17 Juni 2016

Sensitivitas Faktor Pemilihan Bank Syariah di Indonesia


Analisa sensitivitas dapat dipakai untuk memprediksi keadaan apabila terjadi perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan prioritas dari kriteria karena adanya perubahan preferensisehingga muncul usulan pertanyaan bagaimana urutan prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang perlu dilakukan. Dalam suatu hirarki tiga level, level dua dan hirarki tersebut dapat disebut sebagai variabel eksogen sedangkan level tiganya adalah variabel endogen. Analisa sensitivitas dan hirarki tersebut adalah melihat pengaruh dan perubahan pada variabel eksogen terhadap kondisi variabel endogen.

Hasil yang didapatkan dan terlihat pada gambar, terdapat 3 kriteria yang cukup sensitif dalam pemilihan bank syariah di Indonesia: faktor syariah, faktor aksesibilitas jaringan kantor dan faktor kecanggihan teknologi. Sementara itu 2 faktor lain tidak begitu sensitif merespon perubahan preferensi kriteria.

Misalnya, hasil analisis sensitivitas terhadap faktor syariah dengan melakukan peningkatan bobot nilai faktor syariah sehingga ia menjadi prioritas utama. Untuk setiap peningkatan sebesar 10% faktor syariah, terdapat peningkatan sekitar 1-2% bobot Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan sebaliknya terdapat penurun sekitar 1-2% bobot BSM. Pada titik tertentu, prioritas alternatif bank menjadi berubah. BMI menjadi bank syariah yang paling dipilih dibanding BSM. Sementara itu posisi tiga hingga lima sama: BNI Syariah, BRI Syariah dan Mega Syariah.

Untuk sensitivitas faktor aksesibilitas, setiap peningkatan sebesar 10% faktor “access”, terdapat rata-rata peningkatan sekitar 1% bobot BNI Syariah dan sebaliknya terdapat penurun sekitar 1% bobot BMI. Pada titik tertentu, prioritas alternatif bank menjadi berubah. BNI Syariah menempati posisi kedua bank syariah yang paling dipilih menggeser posisi BMI. Sementara itu posisi pertama, BSM dan posisi empat dan lima yakni BRI Syariah dan Mega Syariah, sama.

Faktor ketiga yang dianggap sensitif adalah “technological advance”. Mirip dengan faktor aksesibilitas, setiap peningkatan sebesar 10% faktor kecanggihan teknologi, akan meningkatkan 1% bobot BNI Syariah dan sebaliknya menurunkan sekitar 1% bobot BMI. Pada titik tertentu, prioritas alternatif bank menjadi berubah. BNI Syariah menempati posisi kedua bank syariah yang paling dipilih konsumen menggeser posisi BMI. Sementara itu posisi pertama, posisi empat dan lima sama yakni: BSM, BRI Syariah dan Mega Syariah.  

Apabila dikaitkan dengan periode waktu maka dapat dikatakan bahwa analisa sensitivitas adalah unsur dinamis dari sebuah hirarki. Artinya penilaian yang dilakukan pertama kali dipertahankan untuk suatu jangka waktu tertentu dan adanya perubahan preferensi yang cukup dilakukan dengan analisa sensitivitas untuk melihat efek yang terjadi. Analisa sensitivitas ini juga akan menentukan stabil tidaknya sebuah hirarki. Makin besar deviasi atau perubahan prioritas yang terjadi maka makin tidak stabil hirarki tersebut. 

Senin, 13 Juni 2016

Apa Pertimbangan Nasabah Memilih Bank Syariah?


Penelitian terkait perilaku nasabah bank syariah masih menjadi tema menarik. Beberapa hasil penelitian di beberapa negara menunjukkan hasil yang beragam. Misalnya, Haron dan Norafifah (2010) dalam penelitiannya di Malaysia menemukan hubungan positip antara simpanan yang ada di bank syariah dan tingkat keuntungannya. Secara ringkas, riset tersebut menyimpulkan bahwa faktor yang mendorong nasabah menyimpan uangnya di bank syariah adalah motivasi mencari keuntungan atau faktor ekonomis.

Metawa dan Almossawi (1998) dari hasil penelitiannya di Bahrain menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bank adalah karena lebih didorong oleh faktor agama. Nasabah menekankan pada ketaatannya pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Selain itu juga keputusan nasabah didorong oleh faktor keuntungan, faktor dorongan keluarga dan teman, serta faktor lokasi bank. 

Kali ini, SMART Consulting sebagai lembaga riset dan konsultasi yang fokus dalam ekonomi dan keuangan syariah, mencoba meneliti tema yang sama. Namun berbeda dengan riset-riset yang dilakukan sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Responden AHP dalam penelitian ini berjumlah 80 orang yang merupakan nasabah bank syariah di wilayah Jabodetabek.

Hasilnya menunjukkan bahwa faktor layanan (service) menjadi faktor utama preferensi nasabah dalam memilih bank syariah dengan nilai eigenvalue 0.420. Selanjutnya menunjukkan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bank adalah karena lebih didorong oleh faktor agama (tingkat kesesuaian dengan syariah) dengan 0.265. Profitabilitas selanjutnya menjadi faktor ketiga alasan pemilihan bank syariah diikuti oleh faktor kemudahan akses (accessibility) dan faktor kecanggihan teknologi (technological advance).

Dalam cluster alternatif, berdasarkan pembobotan kriteria di atas, Bank Syariah Mandiri (BSM) menjadi bank syariah yang paling dipilih dengan bobot 0.323. Bank Muamalat Indonesia (BMI) berada pada posisi kedua dengan 0.234. Sementara itu BNI Syariah memiliki bobot nilai 0.195 dan ada pada posisi ketiga. Selanjutnya, BRI Syariah dan Bank Mega Syariah (BSMI) menempati posisi keempat dan kelima.

Penelitian terkait preferensi ini penting untuk dilakukan secara berkala dan berkelanjutan agar bank syariah mengetahui keinginan dari nasabah dan masyarakat secara umum.

Selasa, 03 Mei 2016

Jenis Analisis Sensitivitas dalam AHP


Di dalam metode AHP terdapat analisis sensitivitas yang mengukur seberapa sensitif perubahan nilai eigen value elemen lain jika 1 elemen dirubah nilainya (dilakukan shock atau terjadi perubahan preferensi). Analisis sensitivitas sendiri terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu: performance sensitivity, dynamic sensitivity, gradient sensitivity dan terakhir head to head sensitivity. Keempat tipe analisis sensitivitas ini penting untuk dilakukan dengan aneka tujuan masing-masing.

Selasa, 19 April 2016

Mengapa Wakaf Tunai Kurang Berkembang di Indonesia?: Aplikasi AHP


Berbicara tentang wakaf tunai, institusi wakaf tidak hanya sebagai ritualitas keagamaan tetapi bisa menyentuh aspek kemanusiaan dengan memberdayakan potensinya untuk kesejahteraan publik semaksimal mungkin. Dengan latar belakang tersebut, SMART Consulting, lembaga yang fokus dalam riset ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, mencoba mengkaji tentang masalah ini.
Walaupun pada dasarnya semua masalah wakaf perlu diselesaikan, menyusun prioritas masalah tetap penting untuk dilakukan karena adanya keterbatasan sumberdaya, baik sumberdaya dana, maupun sumberdaya waktu yang dimiliki oleh institusi atau lembaga wakaf. Menyusun prioritas masalah juga akan membantu pengelola wakaf atau nazhir dalam menyusun rencana strategis dan menyusun prioritas agenda kerjanya.
Penelitian tahun 2016 ini merupakan pengembangan dari hasil tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2014 penelitian serupa menggunakan pendekatan metode Analytic Network Process (ANP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, maka penelitian ini mencoba menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).
Hasil penelitan menunjukkan bahwa permasalahan yang muncul dalam pengelolaan wakaf tunai di Indonesia berdasarkan pendekatan AHP terdiri dari 4 aspek penting yaitu: kepercayaan, sumber daya manusia, sistem dan aspek syariahPenguraian aspek masalah secara keseluruhan menghasilkan urutan prioritas: 1)masalah kepercayaan (dimana prioritas nomor satu masalah sub kriteria kepercayaan adalah lemahnya kepercayaan donator), 2) masalah syariah (yaitu tidak terpenuhinya akad wakaf, 3) masalah sumber daya manusia (yaitu penyelewengan dana wakaf), dan 4) masalah sistem (yaitu lemahnya sistem tata kelola). 


Kamis, 17 Maret 2016

Analisis Sensitivitas AHP


Salah satu analisis penting dalam metode AHP adalah penggunaan Sensitivity Analysis atau analisis sensitivitas. Analisis ini berfungsi untuk melihat seberapa sensitif nilai elemen-elemen berubah jika terdapat perubahan eigen value 1 elemen. Analisa sensitivitas dapat digunakan pula untuk memprediksi keadaan apabila terjadi perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan prioritas dan kriteria karena adanya perubahan preferensi sehingga muncul usulan pertanyaan bagaimana urutan prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang perlu dilakukan. 

Selasa, 09 Februari 2016

Penggunaan AHP untuk berbagai fungsi strategis


AHP banyak diaplikasikan dalam manajemen strategis di berbagai perusahaan dengan aneka bidang. Selain itu, AHP banyak digunakan dalam penentuan prioritas dan strategi kebijakan penentu kebijakan baik pemerintah maupun swasta. Bahkan untuk pemilihan alternatif tertentu, seperti pemilihan calon pasangan/istri seperti gambar di atas, AHP layak digunakan. 

Selasa, 05 Januari 2016

Kuesioner dalam Software


Dalam metode AHP, kuesioner yang telah diisi oleh responden expert kemudian diinput melalui software. Jawaban responden harus memiliki konsistensi tinggi. Nilai inkonsistensi yang diperbolehkan adalah kurang dari 10% (0,1). Berikut ini adalah contoh tampilan kuesioner AHP dalam format software Expert Choice.